KOMPAS.com - Selain
main game, pengolah grafis ( GPU) komputer juga digunakan di riset ilmiah untuk berbagai
simulasi dan komputasi rumit. Nvidia pekan lalu mengumumkan produk GPU teranyarnya yang
ditujukan untuk keperluan ini.
Bernama
Titan V, inti GPU dengan arsitektur Nvidia Volta tersebut dijejali 21,1 miliar transistor dengan daya
komputasi mencapai 110 teraflops sehingga diklaim sebagai “GPU PC paling
bertenaga yang pernah dibikin.
Titan
V yang dikhususkan untuk aplikasi-aplikasi machine learning turut dibekali
memori HBM2 berkapasitas 12 GB, 5120 CUDA cores, dan 640 “tensor cores”. Kartu grafis ini
disebut memiliki kinerja 9 kali lebih besar ketimbang produk terdahulu dalam
hal deep learning.
“Visi
kami untuk Volta adalah mendorong batasan komputasi berkinerja tinggi dan AI
(kecerdasan buatan, machine learning),” sebut CEO Nvidia Jensen Huang saat
memperkenalkan Titan V dalam Conference on Neural Information Processing
Systems, pekan lalu.
“Melalui
Titan V, kami menempatkan Volta di tangan para peneliti dan ilmuwan di seluruh
dunia. Saya tak sabar melihat terobosan mereka,” imbuh Huang, sebagaimana
dirangkum KompasTekno dari The Inquirer, Selasa (12/12/2017).
Selain
lebih bertenaga, dibandingkan arsitektur GPU terdahulu dari Nvidia, Pascal,
Volta diklaim dua kali lebih efisien daya sehingga bisa menghasilkan kinerja
jauh lebih tinggi dengan daya yang sama.
Tentu,
lantaran sangat bertenaga dan memang tidak ditujukan untuk konsumen umum,
banderol Volta pun berada di luar jangkauan kebanyakan gamer. Harga per unitnya
mencapai 2.999 dollar AS atau lebih dari Rp 40 juta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar