Senin, 18 Desember 2017

Baterai Smartphone Bisa Diisi Ulang Penuh dalam 12 Menit



KOMPAS.comSamsung dikabarkan berhasil membuat baterai lithium-ion yang dapat bertahan lebih lama, sekaligus dapat mengisi daya lebih cepat. Samsung Advanced Institue of Technologi (SAIT) menciptakannya dengan cara mensintesis grafena.
Grafena adalah alotrop karbon yang berbentuk lembaran datar tipis, di mana setiap atom karbon memiliki ikatan sp², dan dikemas rapat dalam bentuk kisi kristal seperti sarang lebah.
Grafena yang awalnya berbentuk lembaran atom karbon disintesis menggunakan materi silika, sehingga berubah bentuk menjadi bola. Bola grafena ini kemudian digunakan sebagai bahan anoda dan katoda pada baterai lithium-ion.
Dikutip KompasTekno dari ZDNet, Kamis (30/11/2017), dengan ukuran yang sama, baterai yang terbuat dari grafena memiliki kapasitas 45 persen lebih banyak, dengan waktu isi ulang daya lima kali lebih cepat.
Artinya, jika pada umumnya baterai lithium ion membutuhkan waktu satu jam untuk diisi ulang penuh, lithium ion grafena terbaru milik Samsung hanya memerlukan waktu sekitar 12 menit.
Ketahanan baterai ponsel menjadi nilai tambah di mata pengguna smartphone. Mobilitas serta dinamika masyarakat menyebabkan pengguna mencari ponsel dengan kapasitas baterai yang besar atau tahan lama. Tujuannya, agar ponsel tidak cepat kehabisan daya.
Namun besarnya kapasitas baterai biasanya berbanding lurus dengan waktu pengisian. Semakin besar daya baterai, semakin lama pula waktu yang dibutuhkan untuk mengisi ulang. Padahal pengguna hanya memiliki sedikit waktu untuk mengisi penuh baterai ponsel mereka.
Penemuan ini tentu saja memberikan warna baru bagi industri ponsel ke depannya. Selain lebih hemat energi, baterai berbasis grafena dapat diciptakan lebih ramping dibandingkan lithium-ion pada umumnya.
Alhasil, smartphone dengan baterai berbasis grafena bisa lebih ramping dan ringan. Meski demikian, kapasitas baterainya jauh lebih besar dibanding baterai di dalam smartphone yang beredar saat ini.
Meski telah mengumumkan penemuannya, baterai berbasis grafena ini masih akan ditinjau ulang, sebelum diproduksi secara massal. Pasalnya, Samsung memang melakukan pengawasan lebih ketat terhadap baterai pasca insiden ditariknya peredaran Galaxy Note 7 akibat masalah pada baterai.

Namun Samsung dikabarkan telah mematenkan penemuannya ini ke Badan Paten Korea Selatan dan Amerika Serikat.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas Softskill Ke 4 : Pengantar Komputasi Modern

TUGAS PENGANTAR KOMPUTASI MODERN “RANGKUMAN TENTANG BIOINFORMATIKA” Nama                            : Abiyoso Wahyu Rahardjo Putro...