KOMPAS.com - Berbagai teknologi baru muncul dan memberikan banyak
kemudahan bagi kita dalam menciptakan sebuah game. Berbagai
plaform game mulai tumbuh dan berkembang di mana-mana, menjanjikan peluang
kesuksesan luar biasa.
Banyak pihak kemudian berlomba untuk memproduksi game secepat
mungkin dan sebanyak mungkin. Menduplikasi gameplay dari sebuah game yang
sukses dengan sedikit modifikasi pada asset dan tema menjadi hal yang biasa.
Hasilnya, kita pun dibanjiri dengan berbagai versi game yang
kurang lebih sama. Proses pengembangan game seakan hanya sebuah proses
replikasi yang begitu mudah dilakukan.
Apakah seperti itu sesungguhnya proses membuat game yang baik?
Proses pengembangan sebuah game secara garis besar terbagi menjadi
beberapa tahapan berikut:
1. Tahap Riset dan Penyusunan Konsep Dasar
Pada tahap ini ide dasar, objektif, tema, target audience,
teknologi, media (platform), serta berbagai batasan lain dirumuskan. Tahapan
riset ini menjadi sebuah tahapan krusial, berbagai elemen dasar dari sebuah
game disusun di sini.
2. Perumusan Gameplay
Pada tahap ini para game designer merumuskan gameplay/gamechanic
yang akan digunakan dalam sebuah game. Gameplay adalah pola, aturan, atau mekanisme
yang mengatur bagaimana proses interaksi pemain dengan game yang diciptakan.
Gameplay ini juga mengatur bagaimana seorang pemain bisa memenuhi objektif dari
game dan mendapatkan pengalaman bermain yang menyenangkan.
3. Penyusunan Asset dan Level Design
Tahapan ini fokus pada penyusunan konsep dari semua karakter serta
asset (termasuk suara/musik) yang diperlukan. Pada saat yang sama tim juga
mulai melakukan Level Design atau pengelompokkan tingkat kesulitan serta
berbagai asset yang tepat pada tiap level (jika ada lebih dari 1 level) agar
game tersebut bisa menghadirkan pengalaman bermain yang optimal.
4. Test Play (Prototyping)
Pada tahapan ini sebuah prototype/dummy dihadirkan untuk menguji
gameplay serta berbagai konsep yang telah tersusun, baik dalam tiap level
maupun secara keseluruhan, serta melakukan berbagai perbaikan yang diperlukan.
Tahapan ini juga berfungsi untuk memberikan gambaran lengkap bagi seluruh tim
sehingga bisa memudahkan proses pengembangan selanjutnya.
5. Development
Pada tahap ini seluruh konsep (karakter dan asset) yang sebelumnya
telah tersusun mulai dikembangkan secara penuh, game engine mulai dikembangkan,
dan semua elemen mulai dipadukan.
6. Alpha/close beta Test (UX - Initial Balancing)
Fokus utama pada tahap ini adalah untuk mengetahui apakah semua
komponen utama dari game telah mampu memberikan user experience seperti yang
diharapkan sekaligus juga untuk mendeteksi adanya masalah teknis yang belum
terdeteksi pada tahapan sebelumnya.
7. Rilis
Pada tahap ini game sudah siap untuk dirilis dan diperkenalkan
pada target pemainnya. Ketika sebuah game telah dirilis untuk publik bukan
berarti proses pengembangan selesai - mereka umumnya terus
dioptimalkan/diupdate. Hal ini untuk memastikan bahwa game yang dihadirkan
benar-benar mampu memberikan pengalaman bermain yang maksimal.
Tahapan-tahapan tersebut di atas umumnya juga dikelompokkan
menjadi 3 fase utama proses pengembangan game yaitu: Pre-production (tahap
1-4), Production (tahap 5), dan Post-Production (tahap 6-7)
Sebuah game yang baik akan memberikan pengalaman bermain yang
optimal, sebuah proses pengembangan game yang baik juga akan memberikan
pengalaman yang istimewa serta proses pembelajaran yang luar biasa bagi mereka
yang terlibat di dalamnya.
Market dan Industri saat ini menuntut kita untuk bisa mencipta
lebih banyak, lebih cepat, dan lebih efisien. Hal tersebut penting untuk bisa
kita penuhi. Tapi fokus untuk memenuhi itu semua dan melewatkan kesempatan
untuk menjadikan setiap game sebuah karya yang beda serta melewatkan kesempatan
untuk mendapatkan pengalaman/pembelajaran istimewa mungkin bukan sebuah pilihan
bijaksana.
Industri game Indonesia akan terus tumbuh, semoga bukan sekedar
dipenuhi oleh game-game replikasi, tapi oleh berbagai game dengan warna kita
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar