Industri Game Indonesia, Fokus Baru
Bagi Kemenkominfo
Industri game Indonesia saat ini akan menjadi
fokus baru dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Kemenkominfo menyatakan akan berkonsentrasi mengembangkan industri game
Indonesia.
“Kami nanti concern ke arah industri game
karena punya potensi besar. Industri ini lebih besar daripada industri film,”
ujar Bambang Heru Tjahyono, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, dalam acara
Mobile Developers Gathering di Jakarta, Sabtu (23/1).
Tidak hanya bisnis e-commerce saja, Indonesia
juga saat ini mengalami pertumbuhan bisnis di bidang game via gadget ataupun
komputer. Menurut data lembaga riset pasar game Newzoo, tahun lalu, pasar
mainan online di pasar domestik mencapai US$ 321 juta atau setara Rp 4,43
triliun (kurs Rp 13.800). Angka ini melonjak 77,25% dari hasil 2014 yang baru
US$ 181,1 juta atau Rp 2,5 triliun.
Sebagai informasi, Indonesia saat ini
merupakan pasar game terbesar kedua di Asia Tenggara dengan pertumbuhan
investasi mencapai 47% dengan nilai revenue pada pangsa Indonesia mencapai US$
321 juta.
“Ini
hal yang besar. Tapi pelaku industri lokal hanya menguasai 10 persen market share.
Kontribusi developer lokal hanya 1,2 persen, jadi kami maunya 50 persen,”
katanya.
Potensi bisnis di industri ini memang sangat
bagus bagi Indonesia. Namun, para pelaku di industri game lokal susah untuk
berkembang salah satu penyebabnya adalah para developer game di Indonesia masih
belum terlalu banyak. Tercatat, hanya ada sekitar 1.000 studio game yang ada di
Indonesia. Penyebab lainnya yang membuat industri game nasional tidak
berkembang adalah tidak ada penyatuan antara developer lokal dan publisher
lokal.
“Publisher lokal ambil game dari luar,
sedangkan developer lokal diambil developer luar hanya untuk menjadi pekerja.”
Ucap Bambang.
Dia lebih lanjut menjelaskan bahwa pelaku di
industri game lokal itu hanya menguasai 9.6% dari total pasar game nasional.
Sedangkan kontribusi dari developer game lokal hanya 1.2% saja. Sisanya menurut
Bambang, dikuasai oleh pihak asing. Presentase tersebut masih bisa terus
menurun menjadi 3% saja pada 2019 jika industri game lokal dan pemerintah tidak
bekerja sama untuk mencari tindakan yang tepat dalam mengatasi masalah di
industri ini. Oleh sebab itu, Kemenkominfo bekerja sama dengan Badan Ekonomi
Kreatif dan Asosiasi Games Indonesia untuk menyusun roadmap industri game
nasional. Lewat roadmap ini, ditargetkan para pelaku di industri game lokal
dapat menguasai 50% pasar game di Indonesia pada 2020 mendatang.
“Secepatnya road map game ini selesai agar
bisa menjadikan industri game sebagai bagian dari kunci kontributor pertumbuhan
ekonomi nasional,” katanya.
Kunci Utama Industri Game Indonesia untuk
Mencapai Target
Pada
diskusi antara Kemenkominfo, para pelaku industri game, Menteri Komunikasi dan
Informatika (Menkominfo) Rudiantara, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan
Munaf di Kantor Kemenkominfo (18/1), membahas bagaimana cara pelaku industri
game lokal dapat menguasai minimal 50% di pangsa pasar nasional pada tahun
2020. Dalam diskusi tersebut akhirnya didapat beberapa cara/kunci utama agar mencapai
target yang ditetapkan oleh para pelaku industri game lokal.
Dilansir dari MetroTVnews.com, faktor-faktor
yang menjadi kunci utama acuan untuk rencana kerja dalam mencapai target
tersebut adalah:
1.
Promosi
bersama secara langsung maupun lintas sektor seperti pariwisata, event
industri, atau bantuan dari pihak Public Relation.
2. Mempertemukan developer lokal dengan
publisher ternama.
3. Mandatory Local Content on Global Game
sebagai bagian dari Transfer Knowledge.
4. Local Co-operation atau Company
Ownership Protection (Proteksi Investasi Asing) untuk melindungi para pelaku
industri lokal agar memiliki waktu untuk bertumbuh.
5. Akses pendanaan seperti Linkage
Banking/Non Banking, Grant/Loan untuk pengembangan produk lokal.
6. Pengembangan SDM melalui akselerasi
kurikulum dengan tujuan mereduksi jeda tingkat keahlian antara kebutuhan
industri dengan lulusan sekolah formal. Hal ini dapat dengan memanfaatkan
program-program dari Software Vendor dalam menyiapkan kurikulum pembelajaran.
7. Pemberian insentif pajak atas sebuah
kawasan industri khusus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar