KOMPAS.com — Perusahaan ride-sharing Go-Jek kerap irit bicara saat ditanya seputar angka, khususnya
jumlah pengguna dan mitra pengemudinya. Namun, data tersebut akhirnya
pelan-pelan terungkap.
Layanan
yang dimiliki Go-Jek dipakai secara aktif oleh 15 juta orang setiap minggunya.
Para weekly active user ini dilayani sekitar 900.000 mitra
pengemudi Go-Jek.
Setiap
bulannya, lebih dari 100 juta transaksi terjadi di platform Go-Jek.
Aneka data ini dibeberkan sendiri oleh Go-Jek sebagaimana dihimpun KompasTekno,
Senin (18/12/2017), dari Kompas.id.
Ratusan
juta transaksi tersebut tidak hanya dari transportasi online,
Go-Jek juga melayani bisnis pengiriman makanan melalui fitur Go-Food. Selain
Go-Food, solusi keruwetan sehari-hari dihadirkan melalui Go-Mart, Go-Send,
Go-Box, Go-Med, Go-Life, dan lainnya.
Lebih
dari 125.000 merchant bekerja sama dengan Go-Jek untuk
mempermudah kehidupan masyarakat modern.
Go-Jek
telah membuktikan kebolehannya sebagai layanan ride-sharinglokal
yang bersaing dengan asing, semacam Grab dan Uber. Sembari memelihara posisinya
saat ini, Go-Jek pun mulai menyiapkan strategi bisnis baru.
Raksasa "ride-sharing" menuju raksasa
"e-money"
Menurut
pendiri sekaligus CEO Go-Jek, Nadiem Makarim, fokus perusahaan ke depan adalah
layanan pembayaran digital atau kerap disebut e-money.
Go-Jek
ingin mengekspansi fungsi Go-Pay untuk menangani transaksi offline dan online.
Go-Jek berencana menawarkan layanan pembayaran standar ke mayoritas populasi
Indonesia yang belum memiliki akses ke bank tradisional.
“Kami membawa Go-Jek ke level berikutnya,”
Nadiem berujar.
Baru-baru
ini, Go-Jek pun mengakuisisi tiga startup lokal yang bergerak
di sektor financial technology (fintech) untuk
memperkuat dompet digital Go-Pay. Ketiganya adalah Kartuku, Midtrans, dan
Mapan.
”Akuisisi
ini mengakselerasi penetrasi dan jangkauan Go-Pay ke ranah pembayaran offline melalui
Kartuku, ranah pembayaran online melalui Midtrans, dan
meningkatkan inklusi finansial bagi masyarakat unbanked melalui
Mapan. Kolaborasi ini mendorong percepatan inklusi finansial untuk jutaan orang
Indonesia dan meningkatkan produktivitas ekonomi di seluruh penjuru negeri,”
ujar Andre Soelistyo, Go-Jek Group President.
Andre
mengatakan, tahun 2018 akan menjadi tahun ketika Go-Pay akan berkembang di luar
ekosistem Go-Jek, menyediakan layanan pembayaran yang aman, nyaman, mudah, dan
tepercaya, baik secara online maupun offline.
Bersama-sama, trio startup tersebut
dan Go-Pay memproses transaksi sekitar 5 miliar dollar AS atau setara Rp 67
triliun. Detail transaksi dari setiap layanan tak dirinci.
“Dengan
akuisisi ini, kami akan bekerja bahu-membahu dengan tiga perusahaan yang
memiliki kecocokan visi dan etos. Ini menandai pengembangan yang signifikan
atas posisi kami sebagai jantung dari industri fintech Indonesia,”
Nadiem menuturkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar