KOMPAS.com - Awal
pekan ini, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mencak-mencak. Nama salah satu jalan
di daerahnya diubah dari Jl. Dewi Sartika menjadi Jl. Dewi Persik di aplikasi
peta Google Maps.
"Itu
ada yang usil sehingga jadi Jalan Dewi Persik," gerutu Effendi ketika
ditemui Kompas.com di Alun-alun Kota Bekasi, Senin (7/8/2017).
Pemkot Bekasi pun melayangkan keluhan ke Google selaku pemilik layanan Maps.
Ketika
coba dicari oleh KompasTekno lewat Google Maps, nama jalan
yang bersangkutan memang terlihat berubah menjadi Jl. Dewi Persik yang dikenal
publik sebagai sosok pedangdut, alih-alih pahlawan nasional Dewi Sartika.
Perubahan
sudah terjadi semenjak setidaknya hari Sabtu (5/8/2017) pekan lalu, saat
laporan tentang nama jalan terkait diterima oleh Dinas Komunikasi dan
Informatika (Diskominfo) Kota Bekasi.
Kepala
Diskominfo Bekasi Titi Masrifahati mencurigai ada hacker yang
mengubah nama jalan tersebut. "Bisa jadi ada yang iseng. Tapi motifnya
apa, saya belum tahu," kata dia sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Antara.
Tak perlu jadi hacker
Benarkah
ada peretas yang mengganti nama jalan Dewi Sartika di Google Maps? Sebenarnya
tak perlu jadi hacker untuk melakukan hal tersebut. Layanan
pemetaan Google Maps antara lain menerapkan sistem crowdsourcing (menghimpun
kontribusi dari pengguna) untuk membangun dan memperbarui basis data peta.
Google,
misalnya, hingga awal tahun ini mengoperasikan tool onlinebernama
Map Maker. Menggunakan aplikasi itu, pengguna bisa menambah dan menerapkan
perubahan terhadap peta Google Maps. Aneka penambahan dan perubahan tadi kemudian
akan dimoderasi sebelum mendapat persetujuan untuk diterapkan di Google Maps.
Map Maker pernah dipakai iseng oleh pengguna
untuk membubuhkan gambar kurang senonoh ini di peta Google Maps pada 2015
silam. Kejadian ini sekaligus menandai rawannya fitur editing peta terhadap
penyalahgunaan. (Google)
Di sini terdapat potensi masalah karena tak semua masukan yang diberikan oleh para pengguna Google Maps itu benar adanya. Kadang ada saja yang memberikan informasi keliru, entah karena tidak sengaja atau sebab lain. Keberadaan celah tersebut juga diakui oleh Google.
"Data basemap kami,
seperti nama tempat, nama jalan, dan lain-lain adalah kombinasi dari penyedia
pihak ketiga, sumber data publik, dan kontribusi pengguna," sebut
perwakilan Google Indonesia dalam pernyataan yang dilayangkan ke KompasTekno.
"Kami
menyadari adanya kemungkinan untuk untuk munculnya inakurasi dari sumber-sumber
ini. Kami memperbarui data kami secara reguler, namun waktu yang dibutuhkan
bervariasi," lanjut Google.
Tahun lalu, nama Jalan Margonda di Google Maps
sempat berubah menjadi Jalan Telaga Jambu Raya, sebelum dikembalikan menjadi
Jalan Margonda. (Oik Yusuf/
KOMPAS.com)
Salah satu contoh
keisengan yang terkenal adalah kemunculan gambar logo robot Android sedang
buang air kecil di atas logo Apple pada 2015 silam di Google Maps. Di
Indonesia, kejadian perubahan nama jalan pun bukan kali ini saja terjadi.
Pada
November tahun lalu, nama Jalan Margonda, Depok, di Google Maps pernah berubah
menjadi Jalan Telaga Jambu Raya.
Google
mengaku sudah mengetahui perihal perubahan nama jalan Dewi Sartika menjadi Dewi
Persik kali ini dan sedang mengupayakan perbaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar