Selasa, 02 April 2019

SOFTSKILL - TUGAS 2

1. Game Engine
      Perangkat lunak yang dapat membuat atau mengembangkan sebuah game yang ingin kita buat dapat disebut game engine. Game ini dapat berbagai genre game yang dapat Anda buat seperti Action, shooter, adventura dan sejenisnya.
      Game engine menyediakan seperangkat alat pengembangan visual di samping komponen software digunakan kembali. Alat-alat ini umumnya diberikan dalam suatu lingkungan pengembangan terpadu untuk mengaktifkan disederhanakan, perkembangan pesat dari permainan dengan cara data-driven. Mesin pengembang Game upaya untuk “pra-menciptakan roda” dengan mengembangkan suite perangkat lunak kuat yang mencakup banyak unsur pengembang game mungkin perlu untuk membangun sebuah permainan. Kebanyakan mesin permainan suite menyediakan fasilitas yang memudahkan pengembangan, seperti grafik, suara, fisika dan fungsi AI. Mesin permainan ini kadang-kadang disebut “middleware” karena, seperti dengan istilah naluri bisnis, mereka menyediakan sebuah platform perangkat lunak yang fleksibel dan dapat digunakan kembali yang menyediakan semua fungsionalitas inti yang dibutuhkan, langsung dari kotak, untuk mengembangkan sebuah aplikasi permainan sambil mengurangi biaya , kompleksitas, dan waktu-ke-pasar-semua faktor penting dalam industri video game yang sangat kompetitif. Gamebryo dan RenderWare adalah seperti program middleware banyak digunakan.
Arsitektur Game
       Adalah rancangan atau blueprint dari sebuah game. Sedangkan  arsitektur mesin game adalah system perangkat lunak yang  dirancang untuk menciptakan dan pengembangan video game. Dapat dikatakan  bahwa arsitektur mesin game itu adalah rancangan dari sistem perangkat  lunak dari game itu sendiri.
Beberapa elemen yang terdapat dalam game engine, yaitu:
  • Tools/Data
Pada pengembangan game paling tidak dibutuhkan beberapa tools seperti 3d model editor, level editor dan graphics programs. Bahkan jika diperlukan, seringkali kita mengembangkan game engine tersebut dengan menambahkan beberapa code dan fitur yang diperlukan.
  • System
System adalah bagian dari game engine yang berfungsi untuk melakukan komunikasi dengan hardware yang berada di dalam mesin. System adalah bagian yang membutuhkan perubahan yang cukup banyak apabila dilakukan implementasi pada platform yang berbeda. Di dalam system sendiri terdapat beberapa sub system seperti graphics, input, sound, timer, configuration. System bertanggung jawab untuk melakukan inisialisasi, update dan mematikan sub system yang terdapat di dalamnya.
  • Console
Console dapat merubah setting game dan setting game engine di dalam game tanpa perlu melakukan restart pada game tersebut. Console biasa digunakan dalam proses debugging, seperti misalnya apabila game engine tersebut mengalami error maka kita hanya mengoutputkan error message tersebut ke dalam console tanpa harus melakukan restart.
  • Support
Support merupakan bagian yang sering digunakan pada system di galam game engine. Support berisikan rumus-rumus matematika yang biasa digunakan, vector, matrix, memory, file loader. Merupakan dasar dari game engine dan hampir digunakan dalam semua project game engine.
  • Renderer/Engine Core
Renderer/engine core terdiri dari beberapa sub yaitu visibility, collision detection dan response, camera, static geometry, dynamic geometry, particle systems, billboarding, meshes, skybox, lighting, fogging, vertex shading dan output.
  • Game Interface
Game interface merupakan layer antara game engine dan game itu sendiri. Berfungsi sebagai control yang bertuuan untuk memberikan interface apabila di dalam game engine tersebut terdapat fungsi yang bersifat dinamis sehingga memudahkan untuk mengembangkan game tersebut.
  • The Game
Game merupakan inti dari penggunaan game engine sendiri, sehingga ini tergantung bagaimana pengguna dalam mengembangkannya.
Tipe-Tipe Game Engine
Game engine biasanya datang dengan macam-macam jenis dan tujuannya. Ada 3  tipe game engine yaitu sebagai berikut :
  1. Roll-your-own game engine
Banyak perusahaan game kecil seperti publisher indie biasanya menggunakan engine-nya sendiri. Mereka menggunakan API seperti XNA, DirectX atau OpenGL untuk membuat game engine mereka sendiri. Di sisi lain, mereka kadang menggunakan library komersil atau yang open source. Terkadang mereka juga membuat semuanya mulai dari nol. Biasanya game engine tipe ini lebih disukai karena selain kemungkinan besar diberikan secara gratis, juga memperbolehkan mereka (para developer) lebih fleksibel dalam mengintegrasikan komponen yang diinginkan untuk dibentuk sebagai game engine mereka sendiri. Kelemahannya banyak engine yang dibuat dengan cara semacam ini malah menyerang balik developernya. Tower Games Studio membutuhkan satu tahun penuh untuk menyempurnakan game engine-nya, hanya untuk ditulis ulang semuanya dalam beberapa hari sebelum penggunaannya karena adanya bug kecil yang sangat mengganggu.
  1. Mostly-ready game engines
Engine ini biasanya sudah menyediakan semuanya begitu diberikan pada developer/programer. Semuanya termasuk contoh GUI, physiscs, libraries model, texture dan lain-lain. Banyak dari mereka yang sudah benar-benar matang, sehingga dapat langsung digunakan untuk scripting sejak hari pertama. Game engine semacam ini memiliki beberapa batasan, terutama jika dibandingkan dengan game engine sebelumnya yang benar-benar terbuka lebar. Hal ini ditujukan agar tidak terjadi banyak error yang mungkin terjadi setelah sebuah game yang menggunakan engine ini dirilis dan masih memungkinkan game engine-nya tersebut untuk mengoptimalkan kinerja game-nya. Contoh tipe game engine seperti ini adalah Unreal Engine, Source Engine, id Tech Engine dan sebagainya yang sudah sangat optimal dibandingkan jika harus membuat dari awal. Dengan hal ini dapat menyingkat menghemat waktu dan biaya dari para developer game.
  1. Point-and-click engines
Engine ini merupakan engine yang sangat dibatasi, tapi dibuat dengan sangat user friendly. Anda bahkan bisa mulai membuat game sendiri menggunakan engine seperti GameMaker, Torque Game Builder dan Unity3D. Dengan sedikit memanfaatkan coding, kamu sudah bisa merilis game point-and-click yang kamu banget. Kekurangannya terletak pada terbatasnya jenis interaksi yang bisa dilakukan dan biasanya hal ini mencakup semuanya, mulai dari grafis hingga tata suara. Tapi bukan berarti game engine jenis ini tidak berguna, bagi developer cerdas dan memiliki kreativitas tinggi, game engine seperti ini bisa dirubah menjadi sebuah game menyenangkan, seperti Flow. Game engine ini memang ditujukan bagi developer yang ingin menyingkat waktu pemrogramman dan merilis game-game mereka secepatnya.

2. Interaksi Fisik Dalam Teknologi Game

Interaksi yang disediakan oleh teknologi I/O video game pada zaman sekarang hanyalah interaksi virtual. Kebanyakan teknologi permainan yang digunakan dalam videogaming adalah teknologi PC; yang terdiri atas layar monitor sebagai perangkat output dan keyboard serta mouse sebagai perangkat input; sebagaimana pernyataan bahwa lebih banyak player yang menggunakan PC untuk videogaming dibandingkan dengan perangkat lain seperti Playstation dan Xbox. Interaksi semacam ini menyediakan pengalaman imersif dalam videogaming secara terbatas serta menyebabkan kurangnya interaksi fisik dan sosial di hampir semua kasus. Namun, pada masa kini, telah terdapat cara baru untuk player yang memainkan gamedengan fitur multiplayer tanpa harus mengalami semua hal tersebut.
Interaksi fisik dalam teknologi game merupakan sistem imersif baru dalam videogaming yang memanfaatkan aktivitas fisik player selain menggerakkan jari-jemari dan tangan di keyboard dan mouse. Video game yang memanfaatkan tenaga fisik dalam fitur multiplayer memfasilitasi interaksi fisik dan sosial dalam videogaming.
Fasilitas interaksi fisik dalam videogaming yang paling terkenal adalah VR Headset. Perangkat ini seringkali digunakan untuk memainkan video gameyang memanfaatkan sistem pengenalan gerakan (gesture recognition) untuk mendeteksi gerakan kepala, sedangkan untuk gerakan di tangan digunakan VR Impulse Stick yang merupakan perangkat joystick dengan tombol-tombol dan sistem pengenalan gerakan yang sama dengan cara digenggam oleh player di kedua tangan untuk berinteraksi dengan game. Permainan yang memanfaatkan fasilitas VR juga membutuhkan ruangan yang luas, agar dapat mengurangi batasan gerakan pemain.
Berikut ini adalah contoh pemanfaatan teknologi VR untuk interaksi fisik dalam videogaming. Di bawah ini dapat dilihat bahwa beberapa playersedang memainkan video game bergenre horor yang prarilis di tahun 2016, yaitu Paranormal Activity.
I. Collision Detection
Dalam video game, interaksi fisik yang terjadi hanyalah interaksi fisik secara virtual dalam program video game itu sendiri antara objek dua / tiga dimensi yang satu dengan objek lainnya. Collision Detection (CD / Deteksi Benturan)  merujuk kepada problema komputasional dalam mendeteksi persimpangan antara 2 buah objek atau lebih tersebut. Topik ini seringkali diasosiasikan dengan penggunaannya dalam video game dan simulasi fisik lainnya, tetapi pengaplikasiannya juga terdapat dalam bidang robotika.
Algoritma Collision Detection
collison

Deteksi Benturan terdiri atas:
  1. Time of Impact (TOI) menentukan waktu yang menunjukkan kapan ketika suatu objek berbenturan dengan objek lain;
  2. Contact Manifold, menunjukkan serangkaian titik penyimpangan yang dibuat ketika terjadinya benturan;
  3. Collision Response, menyimulasikan apa yang terjadi setelah benturan terdeteksi.
II. Efek Fisik Positif & Negatif Dalam Game
  • Efek Positif
    • Aktivitas Fisik
      Video Game sekarang tidak hanya menggunakan stick (alat kontrol bermain game ) namun banyak juga game yang menggunakan sensor gerak , seperti WII , VR dan OCULUS . hal ini membuat tubuh harus bergerak dan membuat tubuh kita melakukan aktifitas fisik yang cukup melelahkan . jadi kita bisa berolahraga sambil bermain game ,menyenangkan bukan ??
    • Mengurangi Stress
      Seperti yang kita tau tujuan utama diciptakannya game adalah sepagai sarana hiburan ,karna itu bermain video game yang ringan dan menyenangkan bisa mengurangi tingkat stress seseorang , walaupun tak banyak game yang seakrang susah untuk dimainkan dan malah membuat pemainnya merasa stress dan kesal :D.
    • Meningkatkan konsentrasi
      Kemampuan konsentrasi pemain game online akan meningkat karena mereka harus menyelesaikan beberapa tugas, mecari celah yang mungkin bisa dilewati dan memonitor jalannya permainan. Semakin sulit sebuah game maka semakin diperlukan tingkat konsentrasi yang tinggi.
    • Mengatasi rasa sakit
      Yang dimaksud disini biasanya bermain game bisa membuat kita lupa tentang rasa sakit yang kita alami baik fisik maupun emosional . misalnya orangy ang sakit dan hanya bisa beridam diri dirumah .dengan adanya video game bisa membaut orang tersebut senang dan melupakan rasa sakitnya
      .
    • Meningkatkan koordinasi tangan dan mata
      Menurut Penelitian yang dilakukan di Manchester University dan Central Lanchashire University “orang yang bermain game 18 jam seminggu atau sekita dua setengah jam perhari dapat meningkatkan koordinasi antara mata dan tangan “ . berarti bermain video game tidak sepenuhnya tidak berguna  tapi juga jangan sampai lupa waktu.
  • Efek Negatif
    • Kesehatan menurun
      Biasanya jika seseorang sudah kecantuan game mereka bisa lupa waktu dan bahkan tidak ingat bagaimana rasanya lapar (pengalaman) . oleh karena itu hal ini tentu saja bisa membuat kualitas kesehatan menurun bahkan terganggu ,belum lagi untuk gamer yang sering begadang untuk bermian game . dari menurunnya kesehatan ini biasanya menimbulkan masalah fisik juga, diantaranya masalah fisik dari terlalu sering bermain game:
    • Arthritis dan Carpal
      Tunnel Syndrome ,  Kedua penyakit tadi adalah gangguan fisik. Video game bisa menyebabkan masalah pada jempol pemainnya di kemudian hari. Tubuhnya juga rentan penyakit osteoarthritis. Sedangkan carpal tunnel syndrome adalah tekanan pada saraf di pergelangan tangan anda. Mungkin hal ini bisa membuat kita lebih memikirkan waktu dalam bermain game dan membatasinya.
    • Dapat menyebabkan cedera pada anggota tubuh
      Jika sering terjadi maka menyebabkan Repetitive Strain Injury (RSI) atau cedera fisik berulang-ulang. Contoh : Cedera jari sehingga bengkak dan sakit yang berulang terus-menerus.
    • RSI
      RSI yang sering terjadi bisa menyebabkan kecacatan / cacat fisik pada seseorang. Contoh : seting pegal-pegal nyeri tulang belakang bisa membuat bentuk tulang belakang menjadi tidak proporsional.
    • Kerusakan Mata
      Sinar biru layar tv atau monitor bisa menyebabkan kerusakan mata, yaitu mengikis lutein pada mata sehingga menyebabkan pandangan kabur degenerasi makula. Main game yang terlalu dekat dengan layar monitor komputer atau layar telavisi bisa menyebabkan mata minus rabun jauh atau miopi. Tidak hanya dari game namun juga bisa menyerang pada saat nonton televisi.
III. Contoh Efek Positif & Negatif Game
  • Efek PositifSalah satu efek positif video gaming yang lebih konkrit adalah peningkatan inisiatif dalam kemampuan berpikir dan refleksivitas individu, yang dapat diperhatikan dalam kejuaraan-kejuaraan videogaming. Kejuaraan ini dikategorikan sebagai ­E-Sport dan salah satu kejuaraan yang akan dibahas dalam kasus ini adalah kejuaraan game MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) berbasis real-time strategy bernama DOTA (Defense of the Ancient).
    Permainan ini bukan hanya memanfaatkan keahlian strategi yang tinggi, tetapi juga membutuhkan kecepatan reaksi dalam menangani kompleksitas-kompleksitas yang terjadi selama permainan berlangsung, dan oleh karena itu, permainan ini dijadikan sebagai ajang kejuaraan dimana pemain-pemainnya yang handal akan saling memperebutkan hadiah-hadiah besar. Dalam kasus ini, contoh kejuaraan yang akan dibahas adalah turnamen DOTA yang digelar untuk para pemain di seluruh dunia bernama The International (TI) dan lebih spesifiknya adalah TI5 yang dijalankan pada tahun 2015.
    Di pertandingan TI5 ini, terdapat kedua tim yang bertanding di babak final, yaitu EG (Evil Geniuses) & CDEC (Chinese DOTA Elite Community). Pada menit-menit terakhir, dimana situasi permainan sudah menjadi sangat kritis bagi kedua belah pihak, tim CDEC mengambil jalan pintas yang dapat meningkatkan kesempatan menang mereka, namun juga berisiko bagi para pemainnya. Pada saat itu, seorang pemain dari tim EG bernama EG.Universe mencegah tim CDEC melakukan hal tersebut dengan melancarkan tindakan yang jauh lebih berisiko dari yang dibayangkan, yang kemudian menjadi momen keajaiban yang tidak disangka-sangka dalam sejarah turnamen DOTA.
    Tindakan yang dilakukan oleh EG.Universe tidaklah mudah, dikarenakan itu adalah tindakan yang bersifat improvisatif dan dilakukannya sendiri tanpa direncanakan oleh pemain lain dalam timnya, serta mengandalkan taktik yang lebih bersifat prediktif daripada akurat. Namun, keberaniannya dalam mengambil tindakan inisiatif tersebut justru membuahkan keberhasilan yang menciptakan kemenangan bagi timnya, sehingga tim EG tersebut berhasil meraih hadiah $ 6.000.000,00 (enam juta dolar). Dalam hal tersebut, dapat dibuktikan bahwa video gamedapat mengasah kemampuan berpikir dan refleks pemain.
    Di bawah ini adalah cuplikan dimana  EG.Universe – dengan  karakter game-nya, Earthshaker Raigor Stonehoof – menghentikan tim CDEC mengambil Aegis of the Immortal dari monster NPC Roshan dengan teknik ultimate yang menciptakan jurus stun terhadap tim CDEC, Echo Slam, dan membuka peluang bagi tim EG untuk menyerang.
  • Efek NegatifDalam contoh kasus ini, efek negatif yang ditimbulkan dalam game adalah efek yang tidak dapat diperkirakan oleh pemain video game manapun, yaitu adalah kematian.
    Pada tanggal 12 Februari 2012, seorang pria Taiwan berumur 23 tahun bernama Chen Jung-yu, pria yang bekerja di Northern Taoyuan Cable TV sebagai teknisi, berdasarkan penyelidikan polisi mulai main game di New Taipei City Internet Cafe sejak jam 10 malam waktu setempat dan diperkirakan meninggal 10 jam kemudian.
    Wajah Jung-yu menghitam dan tubuhnya masih terduduk kaku dengan kondisi tangan masih menyentuh keyboard. Setelah menjalani pemeriksaan awal di National Taiwan University, diduga penyebab kematian karena kegagalan fungsi organ setelah terjaga semalaman penuh.
    Kasus yang serupa juga terjadi pada seorang pria Inggris berumur 20 tahun bernama Chris Staniforth pada bulan Agustus 2011 di Sheffield, Inggris. Chris sedang menjalani marathon gaming di XBox selama 12 jam non-stop dan mati ditempat setelahnya dalam keadaan duduk dengan joystick XBox masih tergenggam di tangan. Setelah diperiksa, penyebabnya adalah DVT (Deep Vein Thrombosis / Trombosis Vena Dalam), yang merupakan penggumpalan darah yang terjadi di dalam pembuluh darah vena dalam. Kondisi ini umumnya muncul pada pembuluh vena besar yang terdapat di bagian paha dan betis, yang dalam kasus ini, dikarenakan Chris terlalu lama bermain sambil duduk.

3. User Interface pada Game

                   

      Antarmuka (Interface) merupakan mekanisme komunikasi antara pengguna (user) dengan sistem. Antarmuka (Interface) dapat menerima informasi dari pengguna (user) dan memberikan informasi kepada pengguna (user) untuk membantu mengarahkan alur penelusuran masalah sampai ditemukan suatu solusi. Antarmuka (Interface)  berfungsi untuk menginput pengetahuan baru ke dalam basis pengetahuan sistem pakar (ES), menampilkan penjelasan sistem dan memberikan panduan pemakaian sistem secara berurutan  sehingga pengguna mengerti apa yang akan dilakukan terhadap suatu sistem.

     Desain user interface dalam game berbeda dari desain UI lainnya karena melibatkan unsur tambahan fiksi. Fiksi melibatkan avatar dari pengguna yang sebenarnya, atau player. Sebuah Desain Antarmuka (Interface) pada suatu Game mempengaruhi kenyamanan dan sejauh mana user/pengguna meminati Game tersebut.

    Dalam desain user interface game, terdapat sebuah teori yang dikemukakan oleh Erik Fagerholt dan Magnus Lorentzon dari Chalmers University of Technology. Dalam tesisnya mereka menulis tesis tentang desain user interface berjudul Beyond the HUD - User Interfaces for Increased Player Immersion in FPS Games.Mereka memperkenalkan istilah berbagai jenis interface yang berkaitan dengan desain video game.

   HUD itu sendiri kepanjangan dari Heads – up display, merupakan metode dimana informasi secara visul disampaikan kepada pemain sebagai bagian dari antarmukan pengguna permainan. Biasanya menunjukkan bar/kotak HP(Health Point) ataupun MP(Mana Point) dan biasanya muncul  di atas kepala karakter. Fungsi HUD ini untuk memudahkan pemain mengetahui kondisi karakter dalam permainan.

Dalam desain antarmuka game terdapat beberapa elemen yang diantaranya adalah :

1. Diagetic: Desain antarmuka yang termasuk dalam permainan game  yaitu yang dapat dilihat dan didengar oleh karakter dalam permainan. Yang dimaksudkan pada antarmuka diagetic ini segala sesuatu yang terlihat terkecuali elemen-elemen non-diegetic seperti HUD, Kursor mouse, Informasi dari Komputer,dll  Contoh: Interface  dalam game Dead Space, pada game Assassin’s Creed



2. Non-diegetic: Desain  Antarmuka yang diberikan sebagai tambahan di luar dunia game itu sendiri, hanya terlihat dan terdengar ke pemain di dunia nyata. Sehingga seakan-akan karakter dalam dunia game tidak melihatnya. Mass Effect 3 menggunakan banyak Non-diegetik elemen UI untuk menginformasikan pemain senjata karakter dipilih dan kekuasaan - antara lain.


3.    Spatial: Elemen User Interface yang disajikan dalam ruang permainan 3D dengan atau tanpa suatu entitas dari dunia permainan yang sebenarnya (diegetik atau non-diegetik). Outline karakter dalam Left 4 Dead adalah contoh dari non-diegetik User Interface spatial.


4. Meta: Gambaran yang bisa muncul dalam dunia game, namun tidak selalu divisualisasikan spasial untuk pemain.Contoh yang paling jelas adalah efek ditampilkan di layar, seperti percikan darah pada kamera untuk menunjukkan kerusakan. Contoh: Duty Calls- The Calm Before the Storm


penggunaan icon pada game juga mempengaruhi kenyamanan pemain dalam memilih perintah-perintah pada game. Desain icons dalam user Interface dibedakan menjadi dua jenis yaitu picons dan micons.


REFERENSI
  1. https://amiarrahman.wordpress.com/2016/04/23/arsitektur-game-engine/
  2. https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNAW_if_4PZ81O0ZgRqK3MA5G7t9KXghSoB7xskJeNBiA4UestkvkEOjHs7qNwJe8WpHx4e3wTCOoQe7mjykL0uBXKInK6NnTM1GSmxPM8M19w-tGM_ZPNESj8Y-mR1HNpNgVbL1wbl3E/s1600/cover_1st_ed.jpg  gambar game engine
  3. https://general3dent.wordpress.com/2017/04/30/interaksi-fisik-dalam-teknologi-game/
  4. “Immersive Multiplayer Games With Tangible and Physical Interaction.” Jefry Tedjokusumo, Steven ZhiYing Zhou, and Stefan Winkler. IEEE Transactions on Systems, Man, and Cybernetics – Part A: Systems and Humans. To be published.
  5. Chris M. Bleakley, Darryl Charles, Alison Porter-Armstrong, Michael D.J. McNeill, Suzanne M. McDonough, Brendan McCormack. Gaming for Health: A Systematic Review of the Physical and Cognitive Effects of Interactive Computer Games in Older Adults
  6. Ericson, Christer. Real-time Collision Detection. Elsevier, 2005, p. 13.
  7. Lin, Ming C (1993). “Efficient Collision Detection for Animation and Robotics (thesis)” (PDF). University of California, Berkeley.
  8. Caldwell, Douglas R. (2005-08-29). “Unlocking the Mysteries of the Bounding Box”. US Army Engineer Research & Development Center, Topographic Engineering Center, Research Division, Information Generation and Management Branch.
  9. University of North Carolina at Chapel Hill collision detection research web site
  10. Prof. Steven Cameron (Oxford University) web site on collision detection
  11. http://tekno.kompas.com/read/2012/02/07/08305248/lagi.gamer.ditemukan.meninggal.di.depan.komputer
  12. http://tekno.kompas.com/read/2011/08/01/23104261/Duh..Tewas.Setelah.Main.Game.12.Jam.Nonstop
  13. http://www.bbc.com/news/uk-england-south-yorkshire-14350216
  14. https://3jihaderajad.wordpress.com/2017/04/18/interaksi-fisik-dalam-teknologi-game/
  15. http://muhamadjaelani35.blogspot.com/2013/04/pengertian-interface.html
  16. http://hendrawansaputra1994.blogspot.co.id/2015/04/user-interface-pada-game.html
  17. http://ariefnugrahaa.blogspot.com/2016/05/user-interface-pada-game.html



Tugas Softskill Ke 4 : Pengantar Komputasi Modern

TUGAS PENGANTAR KOMPUTASI MODERN “RANGKUMAN TENTANG BIOINFORMATIKA” Nama                            : Abiyoso Wahyu Rahardjo Putro...