Sabtu, 05 Mei 2018

Contoh Perusahaan Pengguna Cloud Computing

Contoh Perusahaan Pengguna Cloud Computing : Netflix
Sebelum tahun 2010 atau bahkan 2012 mungkin banyak diantara kita tidak tahu apa itu Netflix. Kecuali yang pernah tinggal di US atau California tentunya. Netflix sebenarnya bukan perusahaan baru seperti Cloudera atau Hortonworks. Netflix sudah ada jauh sebelum kedua perusahaan itu ada. Netflix didirikan tahun 1997 di California. Awalnya Netflix adalah perusahaan rental film online. Mereka menyewakan film-film dengan media tape, CD, dan DVD. Jadi awalnya user menyewa film secara online dan tape, CD atau DVD dari film tersebut dikirimkan ke alamat penyewa melalui kiriman pos. Maklum pada masa-masa tersebut bandwidth belum sebesar sekarang sehingga tidak memungkinkan setiap orang streaming melalui internet. Teknologinya saja mungkin waktu itu belum ada.
Tapi itu kisah Netflix 17 tahun lalu. Sekarang Netflix mengubah media pengiriman film-film tersebut. Netflix menggunakan internet untuk menampilkan film-film yang diinginkan oleh para customernya. Netflix sekarang menjadi perusahaan penyedia video on demand yang sangat besar, mungkin yang terbesar, di dunia.
Yang membedakan Netflix dengan perusahaan video on demand lainnya adalah penggunaan Big Data. Netflix bisa dibilang termasuk deretan perusahaan yang paling awal mengadopsi teknologi Big Data / Hadoop. Netflix bahkan mendonasikan beberapa software Big Data mereka seperti AstyanaxPriam dan Genie.
Netflix menyimpan ber Peta – Peta Bytes data di dalam sistem Hadoop mereka. Perhari rata-rata 10 Terabytes data dimasukkan ke dalam Sistem Hadoop mereka. Netflix menjalankan Hadoop mereka dengan cloud Computing menggunakan Amazon Elastic Cloud Computing (EC2). Uniknya dari sistem Netflix disini, dia tidak menggunakan HDFS sebagai media penyimpanan data mereka seperti sistem Hadoop lainnya. Mereka menggunakan Amazon Simple Storage Service (S3). Alasan dari Hadoop Engineer Netflix adalah karena S3 lebih terintegrasi dan lebih mudah digunakan di Amazon Cloud Computing.
Dengan menggunakan Big Data Netflix tidak hanya menguasai pangsa pasar video on demand tetapi juga mulai menggerogoti pangsa pasar TV Cable terutama di Amerika. Kalau Anda familiar dengan HBO (salah satu saluran TV kabel yang menampilkan film), maka itu adalah yang digerogoti pangsa pasarnya oleh Netflix.
Persaingan antara kedua perusahaan ini mulai keliatan terang-terangan pada tahun 2011. Pada tahun tersebut beberapa entertainment channel (Netflix, HBO dan beberapa saluran TV kabel lain). Sedang melakukan bidding / menawar sebuah Serial TV yang berjudul House of Cards. House of Cards adalah Serial TV yang ber genre political drama. Semua entertainment channel tersebut tahu bahwa TV Serial yang ber genre political drama sangat diminati oleh konsumen Amerika. Apalagi dibintangi oleh Kevin Spacey yang memang waktu itu lagi digandrungi. Karena itu semua entertainment channel berebut untuk mendapatkan hak siar dari production house yang memproduksi Serial TV ini.
Sampai dengan ini Big Data tidak digunakan sama sekali. Karena untuk mengetahui bahwa Serial TV dengan genre political drama diminati konsumen dan Kevin Spacey sedang digandrungi bisa diketahui dengan mudah berdasar survey dan lembaga rating. Meskipun mengetahui informasi seperti itu, entertainment channel seperti HBO tidak serta merta membeli hak siar dari House of Cards.
Prosedur umum di HBO dan perusahaan lain yg sejenis adalah mereka akan membeli episode pertama dari serial tv tersebut. yaitu pada episode pertama dari season pertama atau yang biasa disebut Pilot Episode. Lalu mereka akan melihat episode pilot tersebut dan mengambil sample dari customer mereka untuk menonton Pilot Episode tersebut. Jika customer mereka suka maka mereka akan membeli satu season dari serial TV tersebut untuk mereka tayangkan di saluran televisi mereka secara periodik. Misalnya satu episode per minggu. Prosedur ini ditempuh untuk benar-benar meyakinkan perusahaan seperti HBO bahwa customer mereka benar-benar suka dengan tayangan tersebut.
Netflix memilih pendekatan berbeda. Selain informasi dari lembaga rating, mereka juga sudah melakukan data mining terhadap data yang mereka kumpulkan di sistem Big Data mereka. tanpa melihat Pilot Episode, Netflix sudah sangat yakin bahwa customer mereka akan suka dengan House of Cards. Dengan keyakinan tersebut mereka langsung menyatakan akan membeli serial TV tersebut sekaligus 2 season.
Mendapatkan tawaran Netflix yang cukup berani tersebut, production house langsung memberikan hak siar ekslusif kepada Netflix sehingga HBO harus gigit jari. Netflix juga mempersilakan customernya untuk menonton keseluruhan episode House of Cards sekaligus dan tidak satu episode per minggu seperti di tv kabel. Pertaruhan Netflix tersebut berbuah manis. House of Cards benar-benar meledak dan bahkan mendapatkan Emmy Awards.
Hal ini mulai membuka mata banyak industry akan kekuatan dari Big Data. Big Data memberikan semacam jaminan tanpa effort yang berlebihan untuk menilai sesuatu yang baru. Dengan informasi yang diambil dari analisis Big Data tersebut, tindakan bisa dengan cepat diambil sehingga kompetitorpun bisa dikalahkan. Meskipun kompetitor itu adalah perusahaan besar yang telah lama menguasai pangsa pasar.
Fakta diatas juga cukup mengguncang (Disrupt) karena sekarang perusahaan video on demand (Netflix) juga bersaing dengan entertainment di tv kabel seperti HBO. Di pasar sebelumnya perusahaan video on demand hanya menampilkan film-film dan serial tv lama yang sudah diputar di bioskop atau di tv kabel. Video on Demand pada umumnya hanya memutar barang lama saja dan untuk customer yang ingin bernostalgia dengan tontonan lama.
Dengan digunakan Big Data, Netflix mengubah pandangan ini. Penyedia video on demand juga menampilkan tontonan-tontonan baru yang berkualitas dan ekslusif serta bahkan tidak bisa di tonton di TV kabel.
Hal ini juga salah satu faktor yang memicu boomingnya Big data. banyak perusahaan dari berbagai industri yang tertarik untuk memanfaatkannya.
Let's enjoy Big Data!



Selasa, 01 Mei 2018

Alur Kerja Cloud Computing

Katakanlah Anda seorang eksekutif di sebuah perusahaan besar. Tanggung jawab utama Anda termasuk memastikan bahwa semua karyawan Anda memiliki hardware yang tepat dan perangkat lunak yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka. Tidak hanya membelikan komputer untuk setiap karyawan – Anda juga harus membeli software atau lisensi software untuk memberikan karyawan Anda sarana yang mereka butuhkan. Jika Anda memiliki karyawan baru, Anda harus membeli perangkat lunak lagi atau pastikan lisensi perangkat lunak Anda saat ini memungkinkan untuk digunakan oleh pengguna lain. Tentunya hal ini akan membuat Anda sangat stres untuk mengatur keuangan perusahaan Anda.
Saat ini, ada alternatif bagi para eksekutif seperti Anda. Anda tidak perlu memasang serangkaian software untuk setiap komputer, Anda hanya harus memuat satu aplikasi. Aplikasi yang akan memungkinkan para karyawan Anda untuk login ke layanan berbasis Web yang menampung semua program yang karyawan Anda butuhkan untuk pekerjaannya. Komputer jarak jauh yang dimiliki oleh perusahaan lain akan menjalankan segala sesuatu dari mulai e-mail hingga ke pengolah kata untuk program analisis data yang kompleks. Seperti itulah cara kerja cloud computing, dan itu bisa mengubah seluruh industri komputer.
Dalam sistem cara kerja cloud computing, ada pergeseran beban kerja yang signifikan. Komputer lokal tidak lagi harus melakukan semua beban kerja ketika menjalankan sebuah aplikasi. Jaringan komputer yang membentuk “awan”-lah yang akan menangani hal tersebut sebagai gantinya. Kebutuhan hardware dan software pada sisi pengguna akan menurun. Satu-satunya hal yang dibutuhkan pengguna komputer adalah dapat menjalankan software antarmuka sistem cloud computing, yang dapat menjadi sesederhana browser Website, dan jaringan cloud menangani lainnya.
Kemungkinan besar Anda telah menggunakan beberapa bentuk cloud computing. Jika Anda memiliki akun e-mail dengan layanan e-mail berbasis Web seperti Hotmail, Yahoo! Mail, atau Gmail, maka Anda telah memiliki beberapa pengalaman dengan cloud computing. Sebagai pengganti menjalankan program e-mail di komputer Anda, Anda login ke akun web e-mail dari jarak jauh. Software dan media penyimpanan data untuk akun Anda tidak ada di komputer Anda – itu ada pada layanan “cloud” komputer.

Arsitektur Cloud Computing

Ketika berbicara tentang sistem cara kerja cloud computing, akan memudahkan jika kita membaginya menjadi dua bagian: front end dan back end. Mereka terhubung satu sama lain melalui jaringan, biasanya Internet. Front end adalah sisi pengguna komputer, atau klien. Back end adalah “awan” dari sistem.
Front end termasuk komputer klien (atau jaringan komputer) dan aplikasi, diperlukan untuk mengakses sistem cloud computing. Tidak semua sistem cloud computingmemiliki antarmuka pengguna yang sama. Layanan seperti e-mail berbasis Web memanfaatkan browser Web yang ada seperti Internet Explorer atau Firefox. Pada sistem lain ada yang memiliki aplikasi unik yang menyediakan akses jaringan untuk klien.
Di back end sistem adalah berbagai komputer, server, dan sistem penyimpanan data yang menciptakan “awan” layanan komputasi. Secara teori, sebuah sistem cloud computing dapat mencakup hampir semua program komputer yang dapat Anda bayangkan, dari pengolahan data sampai video game. Biasanya, setiap aplikasi akan memiliki dedicated server sendiri.
Sebuah server pusat mengelola sistem, pemantauan lalu lintas dan permintaan klien untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Ini mengikuti serangkaian aturan yang disebut protokol dan menggunakan software khusus yang disebut middleware. Middleware memungkinkan jaringan komputer untuk berkomunikasi satu sama lain. Sering kali, server tidak berjalan pada kapasitas penuh. Itu berarti ada daya pemrosesan yang tidak terpakai akan sia-sia. Oleh karena itu, memungkinkan untuk memanipulasi sebuah server fisik dengan berpikir bahwa itu sebenarnya terdiri dari beberapa server, masing-masing berjalan dengan sistem operasi yang mandiri. Teknik ini disebut virtualisasi server. Dengan memaksimalkan output dari setiap server, virtualisasi server dapat mengurangi kebutuhan server secara fisik.
Jika sebuah perusahaan cloud computing memiliki banyak klien, ada kemungkinan permintaan ruang penyimpanan akan menjadi tinggi. Beberapa perusahaan memerlukan ratusan perangkat penyimpanan digital. Sistem cloud computingmembutuhkan setidaknya dua kali jumlah perangkat penyimpanan yang diperlukan untuk menyimpan semua data klien yang tersimpan. Itu karena perangkat ini, seperti semua komputer, kadang-kadang rusak. Sebuah sistem cloud computing harus membuat salinan semua data klien dan menyimpannya pada perangkat lain. Membuat salinan data sebagai cadangan disebut redundancy.

Aplikasi Cloud Computing

Penerapan cloud computing secara praktis adalah tak terbatas. Dengan middleware yang tepat, sistem cloud computing bisa mengeksekusi semua program seperti sebuah normal komputer bekerja. Secara potensial, segala sesuatu mulai dari perangkat lunak pengolah kata yang umum untuk program komputer yang dirancang khusus untuk sebuah perusahaan tertentu bisa bekerja pada sistem cloud computing.
Mengapa orang-orang ingin mengandalkan sistem dari komputer lain untuk menjalankan program dan menyimpan data? Berikut adalah beberapa alasannya:
  • Klien akan dapat mengakses aplikasi dan data dari mana saja setiap saat. Mereka bisa mengakses sistem cloud computing menggunakan komputer yang terhubung ke Internet. Data tidak terbatas pada hard drive di komputer satu pengguna saja atau di jaringan internal suatu perusahaan.
  • Ini bisa membuat biaya hardware turun. Sistem cloud computing akan mengurangi kebutuhan akan hardware canggih pada sisi klien. Anda tidak perlu membeli komputer tercepat dengan memori besar, karena sistem “cloud” akan mengurus kebutuhan tersebut bagi Anda. Sebaliknya, Anda bisa membeli sebuah terminal komputer murah. Terminal ini bisa mencakup monitor, perangkat input seperti keyboard dan mouse, dan cukup kekuatan prosesor untuk menjalankan middleware yang diperlukan untuk terhubung ke sistem “cloud”. Anda tidak akan membutuhkan hard drive dengan kapasitas besar karena Anda akan menyimpan semua informasi Anda pada komputer remote.
  • Perusahaan yang mengandalkan komputer harus memastikan bahwa mereka memiliki software yang tepat untuk diterapkan guna mencapai tujuan. Sistem cloud computing memberikan organisasi-organisasi tersebut akses seluruh perusahaan ke aplikasi komputer. Perusahaan tidak perlu membeli satu set perangkat lunak atau lisensi perangkat lunak untuk setiap karyawan. Sebaliknya, perusahaan bisa membayar biaya meteran ke perusahaan cloud computing.
  • Server dan perangkat penyimpanan data digital memakan tempat. Beberapa perusahaan menyewa ruang fisik untuk menyimpan server dan database karena mereka tidak memiliki ruangan tersebut di kantor mereka. Cloud computingmemberikan perusahaan-perusahaan pilihan untuk menyimpan data pada hardware orang lain, menghilangkan kebutuhan untuk ruang fisik di front end.
  • Perusahaan bisa menghemat uang untuk kebutuhan IT. Efisiensi hardware akan terjadi, secara teori, akan memiliki masalah lebih sedikit daripada jaringan mesin yang heterogen dan sistem operasi.
  • Jika back end sistem cloud computing adalah sistem komputasi grid, maka klien bisa mengambil keuntungan dari kekuatan pemrosesan seluruh jaringan. Seringkali, para ilmuwan dan peneliti bekerja dengan perhitungan kompleks sehingga butuh waktu tahunan untuk masing-masing komputer untuk menyelesaikan hal tersebut. Pada sistem komputasi grid, klien bisa mengirim perhitungan ke “awan” untuk diproses. Sistem “cloud” akan memanfaatkan kekuatan pengolahan semua komputer yang tersedia di back end, sehingga secara signifikan mempercepat perhitungan.

Kekhawatiran Cloud Computing

Dengan cara kerja cloud computing yang inovatif, mungkin kekhawatiran terbesar tentang cloud computing adalah keamanan dan privasi. Ide menyerahkan data penting ke perusahaan lain mengkhawatirkan untuk beberapa orang. Eksekutif perusahaan mungkin ragu untuk mengambil keuntungan dari sistem cloud computing karena mereka tidak dapat menyimpan informasi perusahaan mereka di tempat terkunci.
Argumen kontra untuk posisi ini adalah bahwa perusahaan yang menawarkan layanan cloud computing, hidup dan matinya adalah berdasarkan reputasi mereka. Ini menguntungkan perusahaan-perusahaan untuk memiliki langkah-langkah keamanan yang handal pada tempatnya. Jika tidak, layanan tersebut akan kehilangan semua klien. Hal itu dalam kepentingan mereka untuk menggunakan teknik yang paling canggih untuk melindungi data klien mereka.
Privasi adalah hal lain. Jika klien dapat login dari lokasi manapun untuk mengakses data dan aplikasi, mungkin privasi klien bisa dikompromikan. Perusahaan cloud computingharus mencari cara untuk melindungi privasi klien mereka. Salah satu cara adalah dengan menggunakan teknik otentikasi seperti nama pengguna dan password. Lain adalah dengan menggunakan format otorisasi – setiap pengguna hanya dapat mengakses data dan aplikasi yang relevan dengannya atau pekerjaannya.








Sumber :

Manfaat Cloud Computing Serta Penerapan Dalam Kehidupan Sehari – hari

Setelah penjabaran definisi singkat diatas tentu penggunaan teknologi dengan sistem cloud cukup memudahkan pengguna selain dalam hal efisiensi data, juga penghematan biaya. Berikut manfaat manfaat yang dapat dipetik lewat teknologi berbasis sistem cloud.
Salah satu keunggulan teknologi cloud adalah memungkinkan pengguna untuk menyimpan data secara terpusat di satu server berdasarkan layanan yang disediakan oleh penyedia layanan Cloud Computing itu sendiri. Selain itu, pengguna juga tak perlu repot repot lagi menyediakan infrastruktur seperti data center, media penyimpanan/storage dll karena semua telah tersedia secara virtual.
2.    Keamanan Data
Keamanan data pengguna dapat disimpan dengan aman lewat server yang disediakan oleh penyedia layanan Cloud Computing seperti jaminan platform teknologi, jaminan ISO, data pribadi, dll.
3.    Fleksibilitas dan Skalabilitas yang Tinggi
Teknologi Cloud menawarkan fleksibilitas dengan kemudahan data akses, kapan dan dimanapun kita berada dengan catatan bahwa pengguna (user) terkoneksi dengan internet. Selain itu, pengguna dapat dengan mudah meningkatkan atau mengurangi kapasitas penyimpanan data tanpa perlu membeli peralatan tambahan seperti hardisk. Bahkan salah satu praktisi IT kenamaan dunia, mendiang Steve Jobs mengatakan bahwa membeli memori fisik untuk menyimpan data seperti hardisk merupakan hal yang percuma jika kita dapat menyimpan nya secara virtual/melalui internet.
4.    Investasi Jangka Panjang
Penghematan biaya akan pembelian inventaris seperti infrastruktur, hardisk, dll akan berkurang dikarenakan pengguna akan dikenakan biaya kompensasi rutin per bulan sesuai dengan paket layanan yang telah disepakati dengan penyedia layanan Cloud Computing. Biaya royalti atas lisensi software juga bisa dikurangi karena semua telah dijalankan lewat komputasi berbasis Cloud.
Penerapan Cloud Computing telah dilakukan oleh beberapa perusahaan IT ternama dunia seperti Google lewat aplikasi Google Drive, IBM lewat Blue Cord Initiative, Microsoft melalui sistem operasi nya yang berbasis Cloud Computing, Windows Azure dsb. Di kancah nasional sendiri penerapan teknologi Cloud juga dapat dilihat melalui penggunaan Point of Sale/program kasir.
Salah satu perusahaan yang mengembangkan produknya berbasis dengan sistem Cloud adalah DealPOS. Metode kerja Point of Sale (POS) ini adalah dengan mendistribusikan data penjualan toko retail yang telah diinput oleh kasir ke pemilik toko retail melalui internet dimanapun pemilik toko berada.  Selain itu, perusahaan telekomunikasi ternama nasional, Telkom juga turut mengembangkan sistem komputasi berbasis Cloud ini melalui Telkom Cloud dengan program Telkom VPS dan Telkom Collaboration yang diarahkan untuk pelanggan UKM (Usaha Kecil-Menengah).






CLOUD COMPUTING



CLOUD COMPUTING

20_1
Sumber:
http://www.cloudcow.com/sites/default/userfiles/image/cloud_humor.png
Komputasi awan (cloud computing) adalah teknologi yang menjadikan internet sebagai pusat pengelolaan data dan aplikasi, di mana pengguna komputer diberikan hak akses (login). Penerapan komputasi awan saat ini sudah dilakukan oleh sejumlah perusahaan IT terkemuka di dunia. Sebut saja di antaranya adalah Google (google drive) dan IBM (blue cord initiative). Sedangkan di Indonesia, salah satu perusahaan yang sudah menerapkan komputasi awan adalah Telkom (Anggi, pusatteknologi.com).
20_2
Sumber:
Greiner, 2014, robertgreiner.com
Ada 3 (tiga) model pengiriman (delivery) dalam komputasi awan: (1) Software as a Service (SaaS), (2) Platform as a Service (PaaS), dan (3) Infrastructure as a Service (IaaS). SaaS merupakan layanan untuk menggunakan aplikasi yang telah disediakan – penyedia layanan mengelola platform dan infrastruktur yang menjalankan aplikasi tersebut. PaaS merupakan layanan untuk menggunakan platform yang telah disediakan – pengembang fokus pada aplikasi yang dibuat tanpa memikirkan tentang pemeliharaan platform. IaaS merupakan layanan untuk menggunakan infrastruktur yang telah disediakan.
20_3
Sumber:
2016, mytechlogy.com
Ada 4 (empat) model penyebaran (deployment) dalam komputasi awan: (1) public cloud, (2) private cloud, (3) hybrid cloud, dan (4) community cloud. Public cloud penggunaannya hampir sama dengan shared hosting, di mana dalam 1 (satu) server ada banyak pengguna. Private cloud hanya ada 1 (satu) pengguna dalam server. Hybrid cloud dapat digunakan untuk public atau private cloud. Sedangkan community cloud dapat digunakan bersama-sama oleh beberapa perusahaan yang memiliki kesamaan kepentingan (Ulum, 2015, blog.wowrack.co.id). Model penyebaran komputasi awan kadang sering disebut sebagai cloud storage.
Komputasi awan menjawab masalah dan tantangan IT. Sebut saja di antaranya adalah masalah tingginya anggaran investasi IT dan rencana pemulihan bencana (Disaster Recovery Plan, DRP) sebagai bagian dari business continuity. Kedua masalah tersebut dapat terjawab dengan baik oleh komputasi awan. Masalah lainnya, seperti tingginya tuntutan kebutuhan perusahaan, dapat terjawab dengan baik oleh komputasi awan dengan cara ketangkasan dalam pengembangan (seagate.com).
Beberapa pertimbangan utama sebelum beralih ke komputasi awan: (1) ketersediaan dan kecepatan internet, (2) kontrak jaminan tingkat pelayanan (Service Level Agreement, SLA), (3) komitmen/kesungguhan pelayanan penyedia jasa, (4) pengalaman penyedia jasa (khususnya di bidang komputasi awan), (5) on demand self service, (6) komputer server down, (7) keamanan dan privasi, (8) lokasi data dan yurisdiksi/ketetapan hukum, (9) backup data dan DRP, dan (10) biaya yang akan dikeluarkan.
Dengan adanya komputasi awan, jumlah komputer beserta sejumlah perangkat infrastruktur yang melekat dapat dihilangkan/dikurangi secara signifikan. Pergeseran tren perusahaan dalam membeli serta memelihara server dan aplikasi on-premise yang mahal, bergerak menuju ke bentuk metode penyewaan IT, sesuai dengan kebutuhan (cloudindonesia.com).
IT bukan merupakan pemberi kontribusi terbesar dalam pertambahan panas di Bumi. Tapi dengan menerapkan Green IT, salah satunya menerapkan komputasi awan, maka akan memberikan kontribusi positif dalam rangka mengurangi dampak negatif dari pemanasan global. Aktivitas cetak-mencetak kertas dapat dihindari. Komputasi awan mendukung Green IT, khususnya dalam hal efisiensi energi (karena penghilangan komputer beserta perangkatnya) dan paperless.
Sumber:
  • “Cloud Computing dan Contoh Penerapan dalam Perusahaan”. Diambil dari: http://cloudindonesia.com/cloud-computing-dan-contoh-penerapan-dalam-perusahaan/
  • “Komputasi Awan dan Arsitektur Penyimpanan Awan”. Diambil dari: http://www.seagate.com/id/id/tech-insights/cloud-compute-and-cloud-storage-architecture-master-ti/
  • “Hybrid Cloud Hosting and Its Market Value”. Diambil dari: http://www.mytechlogy.com/IT-blogs/11965/hybrid-cloud-hosting-and-its-market-value/#.V-tZGoh974c
  • Anggi, Fersisilia. “Pengertian, Manfaat, Cara Kerja dan Contoh Cloud Computing”. Diambil dari: http://pusatteknologi.com/pengertian-manfaat-cara-kerja-dan-contoh-cloud-computing.html
  • Greiner, Robert. 2014. “Windows Azure IaaS vs. PaaS vs. SaaS”. Diambil dari: http://robertgreiner.com/2014/03/windows-azure-iaas-paas-saas-overview/
  • Gsoedl, 2013. “Hybrid Cloud Storage”. Diambil dari: http://searchstorage.techtarget.com/magazineContent/Hybrid-cloud-storage
  • http://www.cloudcow.com/sites/default/userfiles/image/cloud_humor.png
  • Ulum, Bahrul. 2015. “Faktor Pertimbangan untuk Memilih Cloud”. Diambil dari: http://blog.wowrack.co.id/2015/01/faktor-pertimbangan-untuk-memilih-cloud.html

  • https://sis.binus.ac.id/2016/12/16/cloud-computing/

Tugas Softskill Ke 4 : Pengantar Komputasi Modern

TUGAS PENGANTAR KOMPUTASI MODERN “RANGKUMAN TENTANG BIOINFORMATIKA” Nama                            : Abiyoso Wahyu Rahardjo Putro...